SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN WAYANG


Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa.
Pertunjukan Kesenian wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dynamisme. Tentang asal-usul kesenian wayang hingga dewasa ini masih merupakan suatu masalah yang belum terpecahkan secara tuntas. Namun demikian banyak para ahli mulai mencoba menelusuri sejarah perkembangan wayang dan masalah ini ternyata sangat menarik sebagai sumber atau obyek penelitian. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang / Kediri. Sektar abad ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Ceritera Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.

Masa berikutnya yaitu pada jaman Jenggala, kegiatan penciptaan wayang semakin berkembang. Semenjak Raja Jenggala Sri Lembuami luhur wafat, maka pemerintahan dipegang oleh puteranya yang bernama Raden Panji Rawisrengga dan bergelar Sri Suryawisesa. Semasa berkuasa Sri Suryawisesa giat menyempurnakan bentuk wayang Purwa. Wayang-wayang hasil ciptaannya dikumpulkan dan disimpan dalam peti yang indah. Sementara itu diciptakan pula pakem ceritera wayang Purwa. Setiap ada upacara penting di istana diselenggarakan pagelaran Wayang Purwa dan Sri Suryawisesa sendiri bertindak sebagal dalangnya.

Para sanak keluarganya membantu pagelaran dan bertindak sebagai penabuh gamelan. Pada masa itu pagelaran wayang Purwa sudah diiringi dengan gamelan laras slendro. Setelah Sri Suryawisesa wafat, digantikan oleh puteranya yaitu Raden Kudalaleyan yang bergelar Suryaamiluhur. Selama masa pemerintahannya beliau giat pula menyempurnakan Wayang. Gambar-gambar wayang dari daun lontar hasil ciptaan leluhurnya dipindahkan pada kertas dengan tetap mempertahankan bentuk yang ada pada daun lontar. Dengan gambaran wayang yang dilukis pada kertas ini, setiap ada upacara penting di lingkungan kraton diselenggarakan pagelaran wayang.

Pada jaman Majapahit usaha melukiskan gambaran wayang di atas kertas disempurnakan dengan ditambah bagian-bagian kecil yang digulung menjadi satu. Wayang berbentuk gulungan tersebut, bilamana akan dimainkan maka gulungan harus dibeber. Oleh karena itu wayang jenis ini biasa disebut wayang Beber. Semenjak terciptanya wayang Beber tersebut terlihat pula bahwa lingkup kesenian wayang tidak semata-mata merupakan kesenian Kraton, tetapi malah meluas ke lingkungan diluar istana walaupun sifatnya masih sangat terbatas. Sejak itu masyarakat di luar lingkungan kraton sempat pula ikut menikmati keindahannya. Bilamana pagelaran dilakukan di dalam istana diiringi dengan gamelan laras slendro. Tetapi bilamana pagelaran dilakukan di luar istana, maka iringannya hanya berupa Rebab dan lakonnya pun terbatas pada lakon Murwakala, yaitu lakon khusus untuk upacara ruwatan. Pada masa pemerintahan Raja Brawijaya terakhir, kebetulan sekali dikaruniai seorang putera yang mempunyai keahlian melukis, yaitu Raden Sungging Prabangkara. Bakat puteranya ini dimanfaatkan oleh Raja Brawijaya untuk menyempurkan wujud wayang Beber dengan cat. Pewarnaan dari wayang tersebut disesuaikan dengan wujud serta martabat dari tokoh itu, yaitu misalnya Raja, Kesatria, Pendeta, Dewa, Punakawan dan lain sebagainya. Dengan demikian pada masa akhir Kerajaan Majapahit, keadaan wayang Beber semakin Semarak. Semenjak runtuhnya kerajaan Majapahit dengan sengkala ; Geni murub siniram jalma ( 1433 / 1511 M ), maka wayang beserta gamelannya diboyong ke Demak. Hal ini terjadi karena Sultan Demak Syah Alam Akbar I sangat menggemari seni kerawitan dan pertunjukan wayang.


Pada masa itu sementara pengikut agama Islam ada yang beranggapan bahwa gamelan dan wayang adalah kesenian yang haram karena berbau Hindu. Timbulnya perbedaan pandangan antara sikap menyenangi dan mengharamkan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap perkembangan kesenian wayang itu sendiri. Untuk menghilangkan kesan yang serba berbau Hindu dan kesan pemujaan kepada arca, maka timbul gagasan baru untuk menciptakan wayang dalam wujud baru dengan menghilangkan wujud gambaran manusia. Berkat keuletan dan ketrampilan para pengikut Islam yang menggemari kesenian wayang, terutama para Wali, berhasil menciptakan bentuk baru dari Wayang Purwa dengan bahan kulit kerbau yang agak ditipiskan dengan wajah digambarkan miring, ukuran tangan di-buat lebih panjang dari ukuran tangan manusia, sehingga sampai dikaki. Wayang dari kulit kerbauini diberi warna dasar putih yang dibuat dari campuran bahan perekat dan tepung tulang, sedangkan pakaiannya di cat dengan tinta.

Pada masa itu terjadi perubahan secara besar- besaran diseputar pewayangan. Disamping bentuk wayang baru, dirubah pula tehnik pakelirannya, yaitu dengan mempergunakan sarana kelir / layar, mempergunakan pohon pisang sebagai alat untuk menancapkan wayang, mempergunakan blencong sebagai sarana penerangan, mempergunakan kotak sebagai alat untuk menyimpan wayang. Dan diciptakan pula alat khusus untuk memukul kotak yang disebut cempala. Meskipun demikian dalam pagelaran masih mempergunakan lakon baku dari Serat Ramayana dan Mahabarata, namun disana- sini sudah mulai dimasukkan unsur dakwah, walaupun masih dalam bentuk serba pasemon atau dalam bentuk lambang-lambang. Adapun wayang Beber yang merupakan sumber, dikeluarkan dari pagelaran istana dan masih tetap dipagelarkan di luar lingkungan istana.

Pada jaman pemerintahan Sultan Syah Alam Akbar III atau Sultan Trenggana, perwujudan wayang kulit semakin semarak. Bentuk-bentuk baku dari wayang mulai diciptakan. Misalnya bentuk mata, diperkenalkan dua macam bentuk liyepan atau gambaran mata yang mirip gabah padi atau mirip orang yang sedang mengantuk. Dan mata telengan yaitu mata wayang yang berbentuk bundar. Penampilan wayang lebih semarak lagi karena diprada dengan cat yang berwarna keemasan.

Pada jaman itu pula Susuhunan Ratu Tunggal dari Giri, berkenan menciptakan wayang jenis lain yaitu wayang Gedog. Bentuk dasar wayang Gedog bersumber dari wayang Purwa. Perbedaannya dapat dilihat bahwa untuk tokoh laki-laki memakai teken. Lakon pokok adalah empat negara bersaudara, yaitu Jenggala, Mamenang / Kediri, Ngurawan dan Singasari. Menurut pendapat Dr. G.A.J. Hazeu, disebutkan bahwa kata "Gedog" berarti kuda. Dengan demikian pengertian dari Wayang Gedog adalah wayang yang menampilkan ceritera-ceritera Kepahlawanan dari "Kudawanengpati"atau yang lebih terkenal dengan sebutan Panji Kudhawanengpati. Pada pagelaran wayang Gedog diiringi dengan gamelan pelog. Sunan Kudus salah seorang Wali di Jawa menetapkan wayang Gedog hanya dipagelarkan di dalam istana. Berhubung wayang Gedog hanya dipagelarkan di dalam istana, maka Sunan Bonang membuat wayang yang dipersiapkan sebagai tontonan rakyat, yaitu menciptakan wayang Damarwulan . Yang dijadikan lakon pokok adalah ceritera Damarwulan yang berkisar pada peristiwa kemelut kerajaan Majapahit semasa pemerintahan Ratu Ayu Kencana Wungu, akibat pemberontakan Bupati Blambangan yang bernama Minak Jinggo.

Untuk melengkapi jenis wayang yang sudah ada, Sunan Kudus menciptakan wayang Golek dari kayu. Lakon pakemnya diambil dari wayang Purwa dan diiringi dengan gamelan Slendro, tetapi hanya terdiri dari gong, kenong, ketuk, kendang, kecer dan rebab. Sunan Kalijaga tidak ketinggalan juga, untuk menyemarakkan perkembangan seni pedalangan pada masa itu dengan menciptakan Topeng yang dibuat dari kayu. Pokok ceriteranya diambil dari pakem wayang Gedog yang akhirnya disebut dengan topeng Panji. Bentuk mata dari topeng tersebut dibuat mirip dengan wayang Purwa. Pada masa Kerajaan Mataram diperintah oleh Panembahan Senapati atau Sutawijaya, diadakan perbaikan bentuk wayang Purwa dan wayang Gedog. Wayang ditatah halus dan wayang Gedog dilengkapi dengan keris.
Disamping itu baik wayang Purwa maupun wayang Gedog diberi bahu dan tangan yang terpisah dan diberi tangkai. Pada masa pemerintahan Sultan Agung Anyakrawati, wayang Beber yang semula dipergunakan untuk sarana upacara ruwatan diganti dengan wayang Purwa dan ternyata berlaku hingga sekarang. Pada masa itu pula diciptakan beberapa tokoh raksasa yang sebelumnya tidak ada, antara lain Buto Cakil. Wajah mirip raksasa, biasa tampil dalam adegan Perang Kembang atau Perang Bambangan.

Perwujudan Buta Cakil ini merupakan sengkalan yang berbunyi: Tangan Jaksa Satataning Jalma ( 1552 J / 1670 M ). Dalam pagelaran wayang Purwa tokoh Buta Cakil merupakan lambang angkara murka. Bentuk penyempurnaan wayang Purwa oleh Sultan Agung tersebut diakhiri dengan pembuatan tokoh raksasa yang disebut Buta Rambut Geni, yaitu merupakan sengkalan yang berbunyi Urubing Wayang Gumulung Tunggal: ( 1553 J / 1671 M ). Sekitar abad ke 17, Raden Pekik dari Surabaya menciptakan wayang Klitik, yaitu wayang yang dibuat dari kayu pipih, mirip wayang Purwa. Dalam pagelarannya dipergunakan pakem dari ceritera Damarwulan, pelaksanaan pagelaran dilakukan pada siang hari.
Pada tahun 1731 Sultan Hamangkurat I menciptakan wayang dalam bentuk lain yaitu wayang Wong. Wayang wong adalah wayang yang terdiri dari manusia dengan mempergunakan perangkat atau pakaian yang dibuat mirip dengan pakaian yang ada pada wayang kulit.

Dalam pagelaran mempergunakan pakem yang berpangkal dari Serat Ramayana dan Serat Mahabarata. Perbedaan wayang Wong dengan wayang Topeng adalah ; pada waktu main, pelaku dari wayang Wong aktif berdialog; sedangkan wayang Topeng dialog para pelakunya dilakukan oleh dalang.
Pada jaman pemerintahan Sri Hamangkurat IV; beliau dapat warisan Kitab Serat Pustakaraja Madya dan Serat Witaraja dari Raden Ngabehi Ranggawarsito. Isi buku tersebut menceriterakan riwayat Prabu Aji Pamasa atau Prabu Kusumawicitra yang bertahta di negara Mamenang / Kediri.
Kemudian pindah Kraton di Pengging. Isi kitab ini mengilhami beliau untuk menciptakan wayang baru yang disebut wayang Madya. Ceritera dari Wayang Madya dimulai dari Prabu Parikesit, yaitu tokoh terakhir dari ceritera Mahabarata hingga Kerajaan Jenggala yang dikisahkan dalam ceritera Panji.
Bentuk wayang Madya, bagian atas mirip dengan wayang Purwa, sedang bagian bawah mirip bentuk wayang gedog. Semasa jaman Revolusi fisik antara tahun 1945 - 1949, usaha untuk mengumandangkan tekad pejuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan berbagai cara.

Salah satu usaha ialah melalui seni pedalangan. Khusus untuk mempergelarkan ceritera- ceritera perjuangan tersebut, maka diciptakanlah wayang Suluh.
Wayang Suluh berarti wayang Penerangan, karena kata Suluh berarti pula obor sebagai alat yang biasa dipergunakan untuk menerangi tempat yang gelap. Bentuk wayang Suluh, baik potongannya maupun pakaiannya mirip dengan pakaian orang sehari-hari.
Bahan dipergunakan untuk membuat wayang Suluh ada yang berasal dari kulit ada pula yang berasal dari kayu pipih. Ada sementara orang berpendapat bahwa wayang suluh pada mulanya lahir di daerah Madiun yang di ciptakan oleh salah seorang pegawai penerangan dan sekaligus sebagai dalangnya. Tidak ada bentuk baku dari wayang Suluh, karena selalu mengikuti perkembangan jaman. Hal ini disebabkan khususnya cara berpakaian masyarakat selalu berubah, terutama para pejabatnya .

PERANAN WAYANG DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN KEPRIBADIAN BANGSA.

Secara lahiriah, kesenian wayang merupakan hiburan yang mengasyikkan baik ditinjau dari segi wujud maupun seni pakelirannya. Namun demikian dibalik apa yang tersurat ini terkandung nilai adiluhung sebagai santapan rohani secara tersirat.
Peranan seni dalam pewayangan merupakan unsur dominan. Akan tetapi bilamana dikaji secara mendalam dapat ditelusuri nilai-nilai edukatif yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Unsur-unsur pendidikan tampil dalam bentuk pasemon atau perlambang. Oleh karena itu sampai dimana seseorang dapat melihat nilai- nilai tersebut tergantung dari kemampuan menghayati dan mencerna bentuk-bentuk simbol atau lambang dalam pewayangan. Dalam lakon-lakon tertentu misalnya baik yang diambil dari Serat Ramayana maupun Mahabarata sebenarnya dapat diambil pelajaran yang mengandung pendidikan. Bagaimana peranan Kesenian Wayang sebagai sarana penunjang Pendidikan Kepribadian Bangsa, rasanya perlu mendapat tinjauan secara khusus. Berdasarkan sejarahnya, kesenian wayang jelas lahir di bumi Indonesia. Sifat local genius yang dimiliki bangsa Indonesia, maka secara sempurna terjadi pembauran kebudayaan asing, sehingga tidak terasa sifat asingnya.

Berbicara kesenian wayang dalam hubungannya dengan Pendidikan Kepribadian Bangsa tidak dapat lepas dari pada tinjauan kesenian wayang itu sendiri dengan falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila sebagai falsafah negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan ciri khusus yang dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Pancasila adalah norma yang mengatur tingkah laku dan perikehidupan bangsa. Menurut TAP MPR - Rl No. II/ MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara ; disitu ditandaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. perlu menetapkan Ketetapan yang mengatur Garis- Garis Besar Haluan Negara yang didasarkan atas aspirasi dan Kepribadian Bangsa demi penghayatan dan pengamalan kehidupan kenegaraan yang demokratis - konstitusional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pengertian Kepribadian Bangsa adalah suatu ciri khusus yang konsisten dari bangsa Indonesia yang dapat memberikan identitas khusus, sehingga secara jelas dapat dibedakan dengan bangsa lain. Rumusan Pancasila secara resmi ditetapkan dengan syah sebagai falsafah Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia sejak berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 tercanang rumusan Pancasila yang berbunyi:

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia. dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jiwa Pancasila seperti yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, bukanlah masalah yang baru dalam dunia pewayangan.

  • Asas Ketuhanan Yang Maha Esa.

    Dalam dunia pewayangan dikenal tokoh yang biasa disebut "Hyang Suksma Kawekas" Tokoh ini tidak pernah diwujudkan dalam bentuk wayang, tetapi diakui sebagai Dewa yang Tertinggi. Tokoh Dewa - Dewa yang diwujud kan dalam bentuk wayang, misalnya: Batara Guru, Batara Narada, Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Kamajaya dan lain sebagainya dalam pewayangan digambarkan seperti manusia biasa. Mereka juga dilukiskan memiliki watak serta tabiat yang banyak persamaannya dengan manusia lumrah. Dalam ceritera-ceritera mereka sering pula berbuat salah, bahkan tidak jarang terpaksa minta bantuan manusia dalam menghadapi hal-hal tertentu. Kekawin Arjunawiwaha misalnya, merupakan contoh yang jelas. Pada saat raksasa Nirwatakawaca mengamuk di Suralaya karena maksudnya meminang Dewi Supraba ditolak para Dewa. Para Dewa tidak mampu menghadapinya. Untuk mengamankan Suralaya para Dewa minta bantuan bagawan Mintaraga atau bagawan Ciptaning yaitu nama Arjuna saat menjadi pertapa. Sebagai imbalan jasa karena bagawan Ciptaning berhasil membunuh Raksasa Nirwatakawaca diberi hadiah Dewi Supraba dan Pusaka Pasopati. Disini terlihat bahwa kebenaran yang bersifat mutlak hanya dimiliki Dewa Tertinggi yaitu Hyang Suksma Kawekas. Ajaran ini tidak jauh berbeda dengan ajaran yang terkandung di dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Asas Kemanusiaan.

    Jiwa yang terkandung dalam sila Kemanusiaan, pada hakekatnya suatu ajaran untuk mengagung-agungkan norma-norma kebenaran. Bahwasanya kebenaran adalah di atas segala- galanya. Kendatipun kebenaran mutlak hanya berada di tangan Tuhan Yang Maha Esa, namun untuk menjaga keseimbangan kehidupan antara manusia perlu dipupuk kesadaran tenggang rasa yang besar.
    Kebenaran yang sejati mempunyai sifat unifersil, artinya berlaku kapan saja, dimana saja dan oleh siapapun Juga. Tokoh dalam dunia pewayangan yang memiliki sifat dan watak mengabdi kebenaran banyak jumlahnya. Sebagai contoh dapat dipetik dari Serat Ramayana. Di dalam Serat Ramayana dikenal putera Alengka bernama Raden Wibisono yang mempunyai watak mencerminkan ajaran kemanusiaan.
    Kisah inti dalam Serat Ramayana berkisar pada kemelut yang terjadi di antara Prabu Dasamuka yang merampas isteri Rama. Tindakan Prabu Dasamuka ini dinilai berada diluar batas kemanusiaan. Raden Wibisono sadar akan hal tersebut, Prabu Dasamuka dianggap melanggar norma perikemanusiaan . Oleh karena itu Raden Wibisono ikut aktif membantu Raden Rama untuk memerangi saudaranya sendiri. Demi kemanusiaan Raden Wibisono rela mengorbankan saudara sendiri yang dianggap berada difihak yang salah.

  • Asas Persatuan

    Dalam dunia pewayangan tokoh yang memilih jiwa kebangsaan tinggi terlukis pada diri tokoh Kumbakarna digambarkan dalam bentuk raksasa, namun memiliki jiwa ksatria. Sebagai adik Raja Dasamuka, Kumbakarna memiliki sifat yang berbeda. Kumbakarna menentang tindakan Prabu Dasamuka yang merampas Dewi Sinta isteri Rama.
    Sikap menentang sama dengan sikap Raden Wibisono, tetapi jalan yang ditempuh berbeda. Raden Wibisono menentang dengan aktif memihak Raden Rama, tetapi Kumbakarna tetap berfihak Alengka demi negaranya. Niatnya bukan perang membela kakaknya, tetapi bagaimanapun juga Alengka adalah negaranya yang wajib dibela walaupun harus mengorbankan jiwa raga.
    Oleh karena itu nama Kumbakarna tercanang sebagai nasionalis yang sejati. Benar atau salah Alengka adalah negaranya.

  • Asas Kerakyatan / Kedaulatan rakyat.

    Dalam dunia pewayangan dikenal tokoh punakawan yang bernama Semar. Semar adalah punakawan dari para ksatria yang luhur budinya dan baik pekertinya. Sebagai punakawan Semar adalah abdi, tetapi berjiwa pamong, sehingga oleh para ksatria Semar dihormati.
    Penampilan tokoh Semar dalam pewayangan sangat menonjol. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari tidak lebih dari seorang abdi, tetapi pada saat-saat tertentu Semar sering berperan sebagai seorang penasehat dan penyelamat para ksatria disaat menghadapi bahaya baik akibat ulah sesama manusia maupun akibat ulah para Dewa. Dalam pewayangan tokoh Semar sering dianggap sebagai Dewa yang ngejawantah atau Dewa yang berujud manusia. Menurut Serat Kanda dijelaskan bahwa Semar sebenarnya adalah anak Syang Hyang Tunggal yang semula bernama Batara Ismaya saudara tua dari Batara Guru.
    Semar sebagai Dewa yang berujud manusia mengemban tugas khusus menjaga ketenteraman dunia dalam penampilan sebagai rakyat biasa. Para ksatria utama yang berbudi luhur mempunyai keyakinan bilamana menurut segala nasehat Semar akan mendapatkan kebahagiaan. Semar dianggap memiliki kedaulatan yang hadir ditengah-tengah para ksatria sebagai penegak kebenaran dan keadilan. Dengan kata lain Semar adalah simbul rakyat yang merupakan sumber kedaulatan bagi para ksatria atau yang berkuasa.

  • Asas Keadilan Sosial

    Unsur keadilan dalam dunia pewayangan dilambangkan dalam diri tokoh Pandawa. Pandawa yang terdiri dari Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa secara bersama- sama memerintah Negara Amarta. Kelimanya digambarkan bersama bahagia dan bersama-sama menderita Tiap-tiap tokoh Pandawa mempunyai ciri watak yang berlainan antara satu dengan lainnya, namun dalam segala tingkah lakunya selalu bersatu dalam menghadapi segala tantangan. Puntadewa yang paling tua sangat terkenal sebagai raja yang adil dan jujur ; bahkan diceriterakan berdarah putih. Puntadewa dianggap titisan Dewa Dharma yang memiliki watak menonjol selalu mementingkan kepentingan orang lain, rasa sosialnya sangat besar.

Di ruang Pameran Tetap Museum Negeri Propinsi Jawa Timur Mpu Tantular juga menampilkan Koleksi Wayang Koleksi Wayang bisa dilihat di Ruang VII yaitu Ruang Koleksi Kesenian

Jenis Koleksi Wayang yang dipamerkan:

  1. Wayang Gedog
    Koleksi yang dipamerkan:
    1. Raden Panji Inukertapab
    2. Raden Panji Sinompradopo
    3. Bancak
    4. Doyok
    5. Prabu Lembu Amiluhur
    6. Aryo Joyosasono
    7. Aryo Joyonagoro
  2. Wayang Purwo Jawa timur
    Koleksi yang dipamerkan:
    1. Puntodewo
    2. Arjuno
    3. Werkudoro
    4. Kresno
    5. Sencaki
    6. Suyudono
    7. Sengkuni
    8. Dursosono
    9. Bolodewo
    10. Karno
  3. Wayang Purwo Jawa Tengah
    Koleksi yang dipamerkan:
    1. Puntodewo
    2. Arjuno
    3. Nakulo
    4. Sadewo
    5. Werkudoro
    6. Kresno
    7. Suyudono
    8. Dursosono
    9. Indrajid
    10. Kombokarno
  4. Wayang Kulit Bangkalan
    Koleksi yanq dipamerkan:
    1. Rama
    2. Sinta
    3. Lesmana
    4. Sugriwa
    5. Anoman
    6. Dasamuka
    7. Trijata
    8. Sarpakenaka
    9. Indrajid
    10. Kombokarno
    1. Wayang Klitik Purwo
      Koleksi yang dipamerkan:
      1. Narodo
      2. Durno
      3. Jembawan
      4. Bolodewo
      5. Brotoseno
      6. Kombokarno
    2. Wayang Klitik Damarwulan
      Koleksi yang dipamerkan:
      1. Minakjinggo
      2. Dayun
      3. Browijoyo
      4. Damarwulan
      5. Layang Seto
      6. Layang Kumitir
      7. Noyo Genggong
    1. Wayang Golek Purwo
      Koleksi yang dipamerkan:
      1. Anoman
      2. Bimo
      3. Bodronoyo
      4. Sumantri
      5. Prahasto
      6. Bolodewo
    2. Wayang Golek Damarwulan
      Koleksi yang dipamerkan:
      1. Layang Kumitir
      2. Patih Logender
      3. Kencono Wungu
      4. Damarwulan
      5. Anjasmoro
      6. Puyengan
      7. Patih Tuban
      8. Dayun
    3. Wayang Golek Menak
      Koleksi yang dipamerkan:
      1. Dewi Rengganis
      2. Umarmoyo
      3. Umarmadi
      4. Patih Abdullah Akbar
      5. Raja Lamdaur
      6. Menak Jayengrono

WAYANG GOLEK

Daftar tokoh wayang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini menampilkan nama tokoh-tokoh yang muncul dalam Wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang.


Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Dewa-Dewi wayang

Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan merupakan Dewa-dewi yang muncul dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi oleh budaya Jawa.

  1. Sang Hyang Adhama
  2. Sang Hyang Sita
  3. Sang Hyang Nurcahya
  4. Sang Hyang Nurrasa
  5. Sang Hyang Wenang
  6. Sang Hyang Tunggal
  7. Sang Hyang Rancasan
  8. Sang Hyang Ismaya
  9. Sang Hyang Manikmaya
  10. Batara Bayu
  11. Batara Brahma
  12. Batara Chandra
  13. Batara Guru
  14. Batara Indra
  15. Batara Kala
  16. Batara Kresna
  17. Batara Kamajaya
  18. Batara Narada
  19. Batara Surya
  20. Batara Wisnu
  21. Batara Yamadipati
  22. Betari Durga
  23. Batara Kuwera
  24. Batara Cingkarabala
  25. Batara Balaupata
  26. Hyang Patuk
  27. Hyamh Temboro

Daftar tokoh wayang yang muncul di kisah Wayang Purwa (RA Kosasih)

Ramayana

Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.

Mahabharata

Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.

Punakawan

Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan.

Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur, wayang kulit/wayang orang

  1. Semar
  2. Gareng
  3. Petruk
  4. Bagong

Ä€nom suroto

Versi Banyumas, wayang kulit/wayang orang

  1. Semarsemorodewo
  2. Garengnolo
  3. Petrukkanthong
  4. Baworcarub

Versi Jawa Barat, wayang golek

  1. Semar
  2. Cepot atau astrajingga
  3. Dawala
  4. Gareng

Bali

  1. Tualen
  2. Merdah
  3. Sangut
  4. Delem

Teman para Punakawan

  1. Togog
  2. Bilung
  3. Limbuk
  4. Cangik

Pusaka dalam Wayang Jawa/Sunda

tentang cepot

Konon pertunjukan wayang bermula dari kesadaran manusia bahwa dirinya memiliki bayangan sebagai anugerah dari Tuhan. Maka, pertunjukan ini digunakan untuk menyertai aneka macam aktus yang berdimensi magis-religius. Dengan pelbagai kreasi, pergelaran wayang lambat laun bertransformasi sehingga melahirkan aneka seni pertunjukan sesuai dengan kekhasan daerah.

Di Tatar Sunda, umpamanya, kita pasti akrab dengan seni pertunjukan wayang golek, wayang wong Cirebon atau Priangan, wayang catur, wayang cepak, dan sebagainya. Dari yang tradisional sampai kontemporer, seni pertunjukan wayang golek serasa mengutak-atik perasaan untuk terus begadang menikmati kejenakaan panakawan, seperti Cepot, Dewala, Udel (Gareng), dan Semar.

Karena intensitas pertunjukan seni wayang agak berkurang, televisi menjadi medium untuk mengobati kerinduan saya pada seni budaya hibrid (antara Jawa dan Sunda) ini. Malam Minggu nanti saya akan memelototi televisi karena ada acara bertajuk Ngedate Sareng Cepot. Bahkan, pada bulan puasa ada acara Asep Show yang memadukan unsur modernitas di satu sisi dan tradisionalitas di sisi lain. Maka, “glokalisme” adalah istilah tepat untuk memasukkan gaya ngadalang Asep Sunandar Sunarya.

Ia tidak harus terpaku pada pakem ketika menggelar pertunjukan wayang golek. Kepiawaian dan keberaniannya mendobrak -lebih tepatnya merekonstruksi- pakem atau aturan pewayangan tradisional patut kita acungi jempol. Dengan memasukkan nilai-nilai modernitas, ia (melalui Giri Harja) berupaya mengkreasi alur cerita, setting, dan jenis wayang kayu sembari menyertakan manusia ketika pertunjukan berlangsung di televisi. Ini mengindikasikan bahwa wayang golek Sunda tidak antiperubahan. Seni pertunjukan ini terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar tetap dicintai warganya.

Maka, ungkapan miindung ka waktu, mibapa ka zaman adalah justifikasi yang tidak mengada-ada untuk menyebut epistemologi praksis gaya ngadalang Asep Sunandar Sunarya.

Kenapa harus Cepot?

Lantas, mengapa dalam seni pertunjukan wayang golek Sunda tokoh yang lebih populer di telinga saya dan mungkin Anda berasal dari kalangan panakawan, seperti Astrajingga atau Cepot? Ada apa dengan Cepot? Unikkah pribadi si Cepot sehingga masyarakat Sunda dan non-Sunda banyak menyukainya? Padahal, wayang purwa sebagai nenek moyangnya diambil dari epos Mahabaratha dan Ramayana. Seharusnya yang lebih populer adalah tokoh dari kalangan ksatria dan raja.

Akan tetapi, hal itu tidak terjadi dalam pergelaran wayang golek Sunda. Si Cepot dan panakawan lainnya masih menjadi primadona dalam setiap pertunjukan. Tak percaya? Coba bayangkan jika cerita teater boneka kayu (puppet theatre) ini tidak menghadirkan mereka, pasti tidak nikmat ditonton. Maka, tak berlebihan jika pergelaran wayang golek penting diguar, terutama tokoh pewayangan khas urang Sunda, yakni si Cepot atau Astrajingga-ada yang menyebutnya Sastrajingga.
Saya pikir keunikan dan kekhasan pribadi si Cepot bisa dilihat dari kata-kata dan tingkah polahnya yang humoris dan memuat nilai-nilai filsafat hidup, semacam world view yang dipegang warga Sunda.

Menurut pendapat Ajip Rosidi (1984), si Cepot memiliki watak khas, yakni sering menyatakan sanggup, sombong, mau menang sendiri, cunihin, culametan, tetapi ia berani membela kebenaran, setia, dan banyak akal.

Karakter kepribadiannya yang lain ialah humoris dan sering merelatifkan kehidupan dunia. Karena itu, si Cepot tertancap kuat dalam ingatan kolektif urang Sunda sehingga mengalahkan popularitas Arjuna dan Gatotkaca. Ia bisa membawa penikmat pertunjukan wayang golek merehatkan kepenatan hidup dengan lawakan-lawakannya. Sesuai dengan bahasa agama, kehidupan duniawi adalah permainan (laibun) dan bahan tertawaan (lahwun).

Ketika si Cepot tidak tampil dalam pergelaran wayang golek, pertunjukan akan terasa hambar dan serasa tidak komplit bagai sayur tanpa garam. Tak mengherankan jika si Cepot menjadi tokoh favorit pelbagai kalangan. Tua-muda, kaya-miskin, pejabat-rakyat menyenangi sepak terjang urang Sunda di kehidupan yang dihadirkan secara representatif oleh si Cepot.

Menafsir pribadi

Menafsir pribadi si Cepot guna menciptakan kekuatan bangsa, yang penting dimiliki di zaman kenihilan etika-moral ini, adalah keniscayaan, apalagi dengan kondisi sosial ekonomi yang karut-marut, meranggasnya perilaku jahat dan korup, serta membiaknya ketidakpedulian masyarakat modern pada orang miskin. Boleh jadi si Cepot adalah obat mujarab untuk mengobati perilaku patologis pejabat secara cerdas, asyik, dan menggelitik. Sebab, irama suara sumbang rakyat jarang didengar dan bahkan sering kali ditertawakan pejabat, bukan malah ditanggulangi dan diselesaikan.

Si Cepot ialah representasi rakyat jelata yang kebetulan dekat dengan raja dan ksatria, putra cikal (pertama) Ki Semar yang bertugas memberi bantuan kepada kaum elite pewayangan guna menghadapi pelbagai persoalan yang mengimpit Astinapura. Bukti kesetiaan si Cepot pada negaranya bisa dilihat dari pertarungan mati-matian dengan buta hejo, antek Kurawa.

Secara kontekstual Kurawa bisa diartikan sebagai negara adidaya Amerika Serikat yang kerap melakukan intervensi dan mengganggu stabilitas nasional. Uniknya lagi, untuk konteks kekinian, yang banyak melakukan resistensi adalah kalangan rakyat. Para pejabat, entah karena ada kepentingan, diam seribu bahasa ketika pelbagai kebutuhan rakyat harus diimpor dari negara tetangga kendati media pemenuh kebutuhan itu tersedia di negeri sendiri.

Di dalam pertunjukan wayang golek Sunda, antara raja, ksatria, dan rakyat jelata (panakawan) bersatu melawan rongrongan kaum elite Kurawa. Sementara di negara kita, antara rakyat dan pejabat tidak ada kesejalanan visi dan misi, yang berakibat pada munculnya ketidakpercayaan. Demokrasi juga tidak meruang dan mewaktu di negeri ini. Tentunya ini berbeda dengan cerita di alam pewayangan.
Semoga saja wayang golek, sebagai representasi dari perlawanan lokal masyarakat Sunda terhadap nilai-nilai yang meminggirkan jati diri bangsa, dapat difungsikan sebagai medium pembentuk karakter bangsa. Alhasil, bangsa ini dan khususnya warga di Jawa Barat mampu menentukan arah perjalanannya pada masa mendatang. Untuk sekadar proses penyadaran kolektif, mungkin perlu ada acara “debat terbuka” antara pejabat dan si Cepot.

—————–
Hal lain tentang si Cepot (Kata orang sich)

  • Cepot tak jelas jati dirinya
  • Sudah punya isteri atau belum, ngak tau
  • hobinya apa pun tak ketahuan.
  • Kerjaannya kalau tidak ngibing alias menari, paling juga membanyol.
  • Dia juga yang bisa menahan kantuk para penonton yang bisa bertahan hingga pagi menjelang.
  • Satu gayanya yang khas yang sulit dilupakannya adalah saat berteriak memohon pertolongan. “Tulung, tulung, tuluuuuuuuuung”, ujarnya sambil kemudian diikuti dengan gaya cengengesannya
  • ————————
    Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.

    Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.

    Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya.

    Sastrajingga merupakan tokoh panakawan putra Semar Badranaya.

    Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah.

    Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.

    Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai kokojo / tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.

    AMANAT GALUNGGUNG PRABU GURU DARMASIKSA )


    2 Votes
    Quantcast


    eastindies

    Di tengah carut marutnya ekonomi dunia serta bertepatan dengan akan segera diselenggarakannya perhelatan demokrasi Pemilu 2009, perlu rasanya kita membawa memory kolektif untuk sejenak menengok kembali jauh ke masa silam. Masa dimana kemanusiaan masih diwarnai oleh kesejatian yang menjunjung tinggi dan memegang teguh nilai dan adab yang telah diwariskan oleh para karuhun dan pepunden.

    Petuah dan pitutur yang diajarkan oleh para karuhun dan pepunden layak untuk dihadirkan kembali sebagai sebuah proses refleksi dan retrospeksi guna menemukan kembali nilai dan adab kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang saat ini telah tergerus oleh nafsu penghambaan keduniawian.

    —000—

    Kisah ini berawal dari Kerajaan Saunggalah I (Wilayah Kuningan sekarang) yang keberadaannya ditengarai sejak awal abad 8M seperti yang tercatat dalam naskah lama Pustaka Pararatwan I Bhumi Jawadwipa dengan nama Saunggalah. Adalah Rahyang Sempakwaja Penguasa Galunggung, sang ayahanda, yang mendudukkan Resiguru Demunawan kakak kandung Purbasora (Raja di Galuh 716-732M) menjadi raja di Saunggalah I.

    Penyebutan gelar Resiguru dalam sejarah Sunda hanya diberikan kepada tiga orang tokoh, yaitu Resiguru Manikmaya (Raja di Kendan, 536-568M), Resiguru Demunawan (di Saunggalah I/Kuningan, awal abad 8M) dan Resiguru Niskala Wastu Kancana (Raja di Kawali, 1371-1475M). Resiguru adalah gelar yang sangat terhormat bagi seorang raja yang telah membuat/menurunkan suatu “AJARAN” (philosophy grondslag, the way of live) yang menjadi pedoman hidup bagi keturunannya.

    Dengan gelaran Resiguru yang disandangnya tentu Resiguru Demunawan pun menurunkan”AJARAN”-nya. Adalah seorang keturunannya yang kemudian menjadi Raja di Saunggalah I (Kuningan) dan kemudian pindah menjadi raja di Saunggalah II (Mangunreja/Sukapura) yaitu PRABUGURU DARMASIKSA (1175-1297 M, 122 tahun!) yang nantinya kemudian mengaktualisaksikan ajaran-ajaran karuhunnya.

    Prabuguru Darmasiksa pertama kali memerintah di Saunggalah I (persisnya sekarang di desa Ciherang, Kec. Kadugede, Kab. Kuningan selama beberapa tahun) yang selanjutnya diserahkan kepada puteranya dari istrinya yang berasal dari Darma Agung, yang bernama Prabu Purana (Premana?).

    —000–

    Setelah Prabuguru Darmasiksa hijrah ke Saunggalah II (sekarang daerah Mangunreja di kaki Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya), kerajaan lalu diserahkan kepada putranya yang bernama Prabu Ragasuci. Adapun Prabuguru Darmasiksa diangkat menjadi Raja di Karajaan Sunda (Pakuan) sampai akhir hayatnya.

    Prabuguru Darmasiksa adalah tokoh yang kemudian berperan besar dalam mengkompilasi dasar-dasar pandangan Hidup/ajaran hidup berupa nasehat dan pitutur dalam suatu naskah tertulis. Naskah yang dikenal sebagai AMANAT DARI GALUNGGUNG atau disebut juga sebagai NASKAH CIBURUY (nama tempat di Garut Selatan tempat ditemukan naskah Galunggung tsb) diidentifikasi sebagai KROPAK No.632, yang ditulis pada daun nipah sebanyak 6 lembar dimana terdiri atas 12 halaman; menggunakan aksara Sunda Kuna. Naskah ini kemudian lebih dikenal sebagai “AMANAT PRABUGURU DARMASIKSA”.

    —000—

    Amanat Prabuguru Darmasiksa dirangkum dari setiap halaman yang diberi nomor sesuai dengan terjemahan Saleh Danasasmita dkk, 1987.

    Sistematika rangkuman tersebut terbagi dalam 4 point:

    • Amanat yang bersifat pegangan hidup /cecekelan hirup.
    • Amanat yang bersifat perilaku yang negatif (non etis) ditandai dengan kata penafikan “ulah” (jangan).
    • Amanat yang bersifat perilaku yang positif (etis) ditandai dengan kata imperatif “kudu” (harus).
    • Kandungan nilai, sebagai interpretasi penulis.

    AMANAT PRABUGURU DARMASIKSA

    HALAMAN 1
    Pegangan Hidup:

    Prabu Darmasiksa menyebutkan lebih dulu 9 nama-nama raja leluhurnya.
    Darmasiksa memberi amanat ini adalah sebagai nasihat kepada: anak, cucu, umpi (turunan ke-3), cicip (ke-4), muning (ke-5), anggasantana (ke-6), kulasantana (ke-7), pretisantana (ke-8), wit wekas ( ke-9, hilang jejak), sanak saudara, dan semuanya.

    Kandungan Nilai:

    Mengisyaratkan kepada kita bahwa harus menghormati/mengetahui siapa para leluhur kita. Ini kesadaran akan sejarah diri.
    Mengisyaratkan pula kesadaran untuk menjaga kualitas keturunannya dan seluruh insan-insan masyarakatnya.

    HALAMAN 2
    Pegangan Hidup:

    Perlu mempunyai kewaspadaan akan kemungkinan dapat direbutnya kemuliaan (kewibawaan dan kekuasaan) serta kejayaan bangsa sendiri oleh orang asing.

    Perilaku Yang Negatif:

    Jangan merasa diri yang paling benar, paling jujur, paling lurus.
    Jangan menikah dengan saudara.
    Jangan membunuh yang tidak berdosa.
    Jangan merampas hak orang lain.
    Jangan menyakiti orang yang tidak bersalah.
    Jangan saling mencurigai.

    Kandungan Nilai:

    Sebagai suatu bangsa harus tetap waspada, tidak boleh lengah jangan sampai kekuasaan dan kemuliaan kita/Nusantara direbut/didominasi oleh orang asing.
    Kebenaran bukan untuk diperdebatkan tapi untuk diaktualisasikan.
    Pernikahan dengan saudara dekat tidak sehat.
    Segala sesuatu harus mengandung nilai moral.

    Sejarah manusia purba


    Sejarah adalah suatu peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau.
    Bapak sejarah adalah Herodotus (400 m).
    Sejarah berasal dari bahasa arab yang berarti pohon.sejarah di lambangkan dengan pohon karena sejarah dimulai dari tingkat yang sederhana hingga ke tingkat yang lebih maju.
    Tujuan mempelajari sejarah, antara lain :
    -dapat mengenal bagaimana kehidupan masyarakat terdahulu.
    -dapat memberikan gambaran dengan menjadi pedoman bagi
    Suatu bangsa melangkah dimasa kini danmasa yang
    Akan datang.
    Cara mempelajari sejarah dengan cara :
    Fosil = sisa-sisa mahluk hidup yang terkubur ratusan tahun dalam tanah dan telah membatu.
    Artefak = peninggalan sejarah.
    Menurut wcs.purwadarminta menyebutkan pengertian sejarah:
    Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
    Sejarah berarti kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi
    Dimasa lampau.
    Sejarah berarti ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
    Sumber-sumber sejarah berasal dari :
    Sumber lisan = keterangan langsung dari para pelaku atau saksi dari kejadian atau peristiwa di masa lampau.contoh=angkatan pejuang 45{jend.a.nasution}
    Sumber benda =sumber sejarah yang diperoleh dari peniggalan tertulis yang terjadi dimasa lampau
    Contoh =prasasti,dokumen ,rekaman,surat kabar.
    Sejarah kronologi adalah berurutandan teratur sehingga dapat diperoleh gambaran di masa lampau.
    Pembabakan masa pra sejarah.
    Para ahli sejarah telah mambagi kurun waktu sejarah menjadi 2bagian yaitu jaman pra sejarah dan jaman sejarah
    Pembabakan jaman pra sejarah berdasarkan geologi,antara lain=
    Jaman aikaekum=jaman tertua yang diperkirakan berusia 2500 juta tahun yang lalu,keadaan bumi belum stabil dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.
    Jaman paleozzekum=jaman yang berusia 340 tahun,keadaan belum stabil dan terjadi banyak perubahan tetapi sudah ada tanda-tanda kehidupan seperti binatang yang sudah bertulang belakang.
    Jaman meiozaekum=zaman yang diperkirakan berusia 140 juta tahun.keadaan bumi mengalami
    Perkembangan yang pesat.
    Jaman neozaekum=jaman dimana ada tanda-tanda mahluk menyusui.
    Jaman kuartier
    Jaman kala plastoken= berusia 600.00 tahun,keadaan bumi masih membeku dan mengalami jaman glasial{perubahan es membeku-esmencair.

    kehidupan zaman dulu

    Sejarah Masa Lalu Vulkanik di Mars dan Masa Depannya



    Sejarah Mars mulai diungkap secara perlahan dari pembentukan kawah yang terjadi di permukaan planet tersebut. Dalam perjalanannya, Mars telah berhasil melalui sejumlah babak letusan gunung api yang sangat berat yang terjadi di planet tersebut. Babak yang mengerikan dalam perjalanan Mars ini memuntahkan lava dan air ke permukaan Mars, dan kemudian mengeras membentuk permukaan yang sekarang kita lihat di Mars.

    Daedalia Planum. Kredit Gambar : ESA
    Daedalia Planum. Kredit Gambar : ESA

    Hasil analisis yang dilakukan dari foto-foto yang dihasilkan High Resolution Stereo Camera (HRSC) pada Mars Express mengungkap sejarah aktivitas geologi planet merah itu. Penentuan era yang pernah ada di Mars untuk sebagian besar area bisa dilakukan, selain itu kejadian pembentukan permukaan baru juga bisa diketahui. Pembentukan permukaan baru terjadi dari erupsi vulkanik yang menyebarkan lava di sepanjang permukaan planet.Pembentukan ulang permukaan Mars tidak sama dengan di Bumi. Di Bumi prosesnya relatif tetap, sedang Mars mengalami perubahan itu dalam 5 kali aktivitas vulkanik besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya kerusakan di planet tersebut. Diperkirakan aktivitas vulkanik tersebut terjadi setelah fasa awal planet yang lebih hangat dan basah, sekitar 3800 juta tahun yang lalu. Dianatara babak tersebut planet Mars relatif lebih tenang.

    Kelima aktivitas vulkanik yang terjadi dalam sejarah Mars dimulai 3500 juta tahun lalu kemudian diikuti kejadian berikutnya pada 1500 juta tahun lalu, 400 – 800 juta tahun lalu, 200 juta tahun lalu dan yang terakhir terjadi sekitar 100 juta tahun lalu. Era vulkanik ini ditentukan dari perhitungan jumlah kawah yang terdapat di permukaan Mars. Idenya sederhana, semakin tua permukaan, maka akan semakin banyak kawah yang terakumulasi disitu sebagai akibat tabrakan meteorit berbagai ukuran di sepanjang sejarah Mars.

    Kronologis di Mars. Kredit Gambar : ESA
    Kronologis di Mars. Kredit Gambar : ESA

    Memang metode tersebut masih diperdebatkan keakuratannya karena bagi beberapa peneliti, kawah-kawah kecil tidak dihasilkan oleh meteorit namun oleh batuan Mars yang terlontar ke permukaan akibat tabrakan tunggal yang besar. Namun hasil pengamatan selama 7 tahun dari foto yang dihasilkan Mars Orbiter Camera (MOC) pada Mars Global Surveyor milik NASA menunjukan kawah baru terjadi terus pada permukaan Mars sepanjang waktu tersebut.Dengan demikian laju rata-rata pembentukan kawah di masa sekarang bisa dikalkulasi dari pengamatan tersebut. Dan ternyata laju tersebut tidak jauh berbeda dari yang dihasilkan pada data Mars Express.

    Sepanjang babak vulkanik, lava yang dihasilkan dari letusan mengalir menutupi permukaan Mars. Pemanasan internal yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik juga menyebabkan air meledak keluar sehingga terjadi banjir dalam skala yang besar.

    Hasil analisa pemodelan komputer menunjukan Mars saat ini sedang berusaha untuk menyeimbangkan sistem plat tektoniknya. Di Bumi, kerak yang patah akan berubah secara perlahan menjadi plat tektonik yang bergerak. Di Mars, babak letusan gunung api menunjukan kalau kondisi plat tektonik hampir bisa dicapai oleh planet merah tersebut. Karena itu tampaknya fasa letusan gunung api ini belumlah selesai di Mars.

    Interior Mars juga menunjukan kalau planet ini belumlah dingin, karena itu letusan gunung api masih akan terjadi lagi. Dengan dmeikian sejarah yang diungkap di Mar oleh Mars Express bukanlah sejarah dari sbeuh planet mati. Bahkan, Mars Express justru memperlihatkan adanya lokasi dengan aktivitas yang maish belum diketahui dan bisa jadi meledak menjadi sesuatu yang spektakuler.

    Kisah-kisah Unik Orang-Orang Terkenal Yang Nyaris Menjadi Presiden



    Kadang-kadang apa yang diharapkan tidak selalu bisa terwujud. Sekalipun anda berlimpah uang, dan sangat terkenal, ternyata itu belum cukup. Tapi salah satu kisah yang unik tahun 1919, bagaimana seorang istri presiden secara diam-diam mengambil alih tugas kepresidenan suaminya yang terkena stroke. Edith Wilson, tak ingin suaminya kehilangan jabatan, ia merahasiakan kalau suaminya kena stroke dan sudah tidak bisa menjalankan tugas. Diam-diam dialah yang menjalankan tugas eksekutif suaminya. Padahal sesuai konstitusi Wakil Presiden lah yang harus mengambil alih.

    Berikut ini adalah orang-orang terkenal yang tinggal selangkah lagi menjadi presiden, sesuatu yang awalnya dikira mudah dicapai. Sepuluh orang top ini sesungguhnya benar benar memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi presiden, namun garis tangannya tidak menentukan demikian.

    1.Al Gore


    Namanya demikian popular di Amerika juga dunia. Siapa yang tidak mengenal pencinta lingkungan yang juga telah malang-melintang di dunia pemerintahan Amerika. Prestasinya pun tergolong luar biasa, ia menyandang banyak penghargaan internasional, mulai dari Oscar, Grammy, hingga Nobel Perdamaian.

    Kariernya di dunia pemerintahan juga cemerlang, terakhir dia menjabat Wakil Presiden saat Bill Clinton. Jadi boleh dibilang, tinggal selangkah lagi ia menjadi Presiden, menggantikan Clinton. Beberapa kali kesempatan itu ‘datang’ , tahun 1994 tiga kali ada upaya menggoyang Clinton yang saat itu menjabat presiden, namun Clinton berhasil lolos.

    Pada periode kedua pemerintahan Clinton, lagi-lagi goyangan datang, kali ini ancaman impeachment tahun 1999. Tapi lagi-lagi Clinton berhasil lolos. Padahal kalau sampai Clinton lengser, maka Al Gore lah yang otomatis menggantikannya. Tahun 2000 kesempatan datang lagi. Kali ini Al Gore dengan berani mengajukan diri sebagai calon Presiden AS. Namun langkahnya berhasil dihentikan oleh George W Bush. Pemilu tahun 2000 itu digambarkan sebagai salah satu Pemilu paling controversial sepanjang sejarang AS.

    Dibanding Bush, Al Gore sudah tentu lebih popular. Bahkan voting suara untu Al Gore pun sempat 500 vote lebih banyak dibanding Bush. Tapia pa yang terjadi? Semua suara di Negara bagian Florida, tempat pemilih tradisional Partai Republik tempat George Walker Bush jr bercokol, ternyata mayoritas mutlak memberi suara pada Bush.

    Maka pupuslah harapan Al Gore. Lepas dari itu semua, Al Gore tetaplah menjadi tokoh yang dihormati. Kini Al Gore menjadi orang yang bahagia dan aktif mengkampanyekan bahaya global warming, dia boleh berbangga dengan apa yang telah dicapainya (prestasinya) selama ini, meskipun tentu dia tak akan pernah luwa peristiwa betapa ia nyaris menjadi presiden amerika.

    2. Samuel J Tilden


    Samuel Tilden pada tahun 1876 memenangkan suara terbanyak dalam Pemilu Amerika 200.000 suara melampaui lawannya, Rutherford B. Hayes. Masalah muncul pada tiga Negara bagian selatan, South Carolina, Florida dan Louisiana pada vote kedua. Keanehan terjadi, suara di tiga Negara itu pada vote kedua, berbalik. Ini merupakan skandal yang mengungkapkan terjadinya kecurangan berat dalam pemilihan di tiga Negara bagian selatan itu. Kemudian, 15 anggota komisi dibentuk untuk menentukan pemenang. Komisi ini kemudian memutuskan memberi kemenangan pada Hayes.

    3. Henry A. Wallace


    Henry A. Wallace adalah Wakil President Franklin Roosevelt selama masa jabatan ketiga. Selama masa ini ia terlihat cukup radikal dan ini membuat partainya, Demokrat, tidak suka.. Ia tertarik pada ajaran Buddha, ia juga pembela hak-hak sipil. Ia juga dikenal pro Rusia berkat perjalanannya tahun 1944 di mana sebenarnya Rusia bersembunyi darinya.

    Tahun 1944 itu juga muncul rumor tentang kesehatan Franklin Roosevelt (FDR) yang mengkhawatirkan. Banyak orang yang mengkhawatirkan FDR tidak akan dapat bertahan. Jika itu terjadi maka Wallace akan menjadi Presiden. Namun para pimpinan Demokrat tidak menyukai Wallace, mereka khawatir kalau Wallace menjadi presiden.

    Sebelum itu semua terjadi, maka mereka (Demokrat) pun menendang Wallace dan menggantinya dengan Harry S Truman. Dan benar saja, 82 hari setelah pergantian itu, FDR pun meninggal dunia, maka Harry S Truman pun akhirnya menjadi presiden. Jabatan presiden sudah begitu dekat, tapi Wallace telah kehilangan kesempatan itu hanya dalam tiga bulan.

    4. Thomas Riley Marshall

    Thomas Riley Marshall adalah Wakil Presiden di bawah President Woodrow Wilson. Konon, pada tahun 1919 Marshall punya peluang besar menjadi presidekan karena Woodrow Wilson terkena stroke sehingga tak mampu menjalankan tugasnya sebagai presiden. Namun ternyata tak mudah hal itu dilakukan.

    Istri presiden, Edith Wilson, tak rela suaminya kehilangan jabatan. Ini memang kasus unik dan aneh. Seorang istri presiden bisa ikut mengatur dan memutuskan masalah pemerintahan. Edith Wilson memastikan suaminya akan tetap menjadi presiden sampai jabatannya berakhir. Untuk itu, Edith mengambil alih tugas-tugas eksekutif suaminya.

    Namun ketika itu tidak ada yang tahu apa yang telah dilakukan Edith Wilson, karena ia merahasiakan semuanya, termasuk kondisi suaminya. Tidak ada yang tahu seberapa berat penyakit Wilson, termasuk Marshall sendiri pun tak tahu sampai jabatan tersebut berakhir. Rumors yang berkembang bahwa sebenarnya Edith Wilson lah yang telah menjadi ‘presiden’, dia adalah presiden wanita pertama. Tidak ada yang pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya.

    5. Benjamin Wade


    Ini benar-benar tragis! Benjamin Wade yang sebenarnya akan menjadi presiden menggantikan Andrew Johnson yang diimpeach, gagal karena kurang satu suara di senat. Ceritanya, tahun 1868, Presiden Andrew Johnson sedang impeachment , karena dia tidak memiliki wakil presiden, maka ditunjuklah Benjamin Wade yang akan mengantikan Johnson sebagai presiden sementara selama lima bulan, sampai Pemilu digelar.

    Namun untuk menjadi presiden, harus mendapat persetujuan senat. Namun ketika sidang senat digelar, ternyata suara yang setuju tidak mencapai mayoritas. Tragisnya, hanya kurang satu suara untuk mencapai 2/3 suara senat. Walhasil, jabatan presiden pun dikembalikan pada Johnson. Yah..begitulah politik semua bisa dimainkan!

    6.Hannibal Hamlin

    Hannibal Hamlin adalah Wakil Presiden Lincoln pada masa jabatan pertama pemerintahannya. Hamlin popular dan politisi berpengalaman, namun partainya melihat sesuatu yang berbeda pada diri Hamlin dan mereka tidak menyukainya. Para petinggi partai tahun 1864 memasukkan orang selatan dan mengganti Hamlin.

    Orang selatan itu adalah Andrew Johnson. Jadi dalam pemilihan presiden, Lincoln dipasangkan dengan Andrew Johnson, dan keduanya dengan mudah memenangkan pemilihan umum. Tapi baru sebulan menjabat, Lincoln tewas ditembak, dan Johnson pun mengambil alih kursi kepresidenan.

    Andrew Johnson adalah presiden paling tidak popular sepanjang sejarah. Ia disebut sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah amerika. Seandainya Hamlin tidak diganjal oleh orang-orang partainya, dan dia berhasil menjadi presiden, mungkin dia akan lebih baik dibanding Johnson

    7. Spiro Agnew


    Spirow Agnew sebenarnya sedikit lagi akan menjadi Presiden karena Presiden Nixon diimpeach skandal. Agnew menjabat Wakil Presiden Nixon selama dua periode kepemimpinan Nixon. Sayangnya, pada satu tahun pertama periode tahun kedua pemerintahan Nixon, Agnew diketahui telah menerima suap sebesar 100.000 dolar AS yang pada tahun 60-an merupakan jumlah yang cukup besar. Agnew ditekan supaya mengundurkan diri.

    Tapi kebahagiaan Nixon yang memang tidak cocok dengan Agnew, tidak bisa berlangsung lama. Karena kurang dari setahun kemudian, Nixon digoyang skandal dan dia pun harus lengser. Gerald Ford lah yang menggantikan posisi Nixon sebagai Presiden, bukan Spiro Agnew.

    8. Garret Hobart


    Ini sebenarnya cerita awal munculnya Theodore Roosevelt, Wakil Presiden William McKinley. Garret Hobart adalah Wakil Presiden paling berpengaruh sepanjang sejarah wakil presiden. Kalau biasanya wakil presiden ibarat hanya ‘tempelan’ , namun di tangan Hobart semuanya menjadi berbeda. Ia justru sangat kuat dan berpengaruh. Ia bekerja sama dengan presiden dengan sangat baik.

    Tidak diragukan lagi ia bisa mengambil alih jabatan presiden dalam pemilihan berikutnya. Sayangnya, nasib berkata lain.Tahun 1899, Hobart meninggal dunia.

    Pada saat yang sama Roosevelt, Gubernur New York, tengah naik daun. Ia membuat mesin politik yang korup tidak berkutik. Lalu para petinggi yang korup ini berpikir, agar Roosevelt tenang sebaiknya dia diberi jabatan wakil presiden menggantikan Hobart yang meninggal. Pada masa itu wakil presiden memiliki sedikit wewenang sehingga diharap Roosevelt pun tak bisa berkutik lagi.

    Saat pemilu, McKinley dipasangkan dengan Roosevelt, keduanya dengan mudah memenangkan pemilu. Tapi enam bulan kemudian Presiden McKinley tewas dibunuh, dan otomatis Roosevelt pun naik menjadi Presiden.


    Yang cukup menarik dicatat, perlu beberapa kematian (Garrett Hobart dan McKinley) bagi Roosevelt untuk mencapai kursi Presiden Amerika. Hingga sekarang Roosevelt dikenang sebagai salah satu presiden terbaik amerika. Sekalipun Hobart adalah tokoh masyarakat yang disukai pada zamannya, namun kebanyakan jarang ada yang mengingatnya.

    9.Nelson Rockefeller


    Rockefeller adalah seorang politikus yang sangat ingin menjadi presiden, dan pada bulan September 1975, ia hampir mendapatkan kesempatan itu. Selama bulan itu ada dua upaya pembunuhan terhadap Presiden Gerald Ford. Upaya pertama dan menggerkan dunia adalah dilakukan oleh “Squeaky” Fromme, walaupun ternyata piston itu tidak terisi dengan benar dan tidak berbahaya.

    17 hari kemudian, upaya pembunuhan kedua terhadap Ford dilakukan oleh Sara Jane Moore. Pelaku sempat menembak namun pelurunya melenceng. Pada masa itu Nelson Ropckefeller adalah Wakil Presiden Gerald Ford. Jika usaha pembunuhan itu berhasil maka Rockefeller akan menjadi presiden kedua yang menjabat tanpa harus melalui pemilihan umum.

    10. Thomas Dewey


    Pada tahun 1948 hampir setiap orang mengira Thomas Dewey akan terpilih sebagai presiden. Popularitas Harry Truman merosot tajam. Banyak orang berpikir, suara Demokrat akan terpecah dua atau tiga kandidat di antaranya Henry Wallace dan Strom Thurmond. Akan tetapi Truman tidak mau menyerah. Ia berkampanye menyerang Dewey dalam segala hal. Tapi banyak media menganggap apa yang dilakukan Truman tidak cukup. Seolah media massa berpihak pada Dewey.

    Bahkan pada pemilihan awal ,Chicago Tribune dengan nekad memuat berita utama : “Dewey mengalahkan Truman”.

    Tapi kenyataan kerap berbeda dengan harapan. Ternyata Truman berhasil menggaet swing voters di beberapa Negara bagian dan ini membuatnya memenangkan pemilihan. Dewey memang telah kalah dalam pemilihan, namun pemberitaan yang gencar tentang dia membuatnya menjadi sangat terkenal. Bahkan dialah runner-up paling popular sepanjang sejarah.

    sunda

    sunda
    tulisan sunda

    Selasa, 22 Februari 2011